Ferry Baldan Tolak Permintaaan Paloh Dan Memilih Gabung Ke Prabowo-Sandi
Faktual Online. Anggota Dewan Pakar Partai NasDem, Taufiqulhadi mengatakan Mantan
Menteri Agraria dan Tata Ruang era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla
yang juga menjabat sebagai kader Partai NasDem, Ferry Mursyidan Baldan
sudah lama tidak aktif dikegiatan partai. Pernyataan itu dilontarkan
karena disebut Ferry telah ikut bergabung ke tim pemenangan
Prabowo-Sandiaga.
Menurut Taufiqulhadi Setelah pencopotan posisi Menteri di tahun 2016. DPP NasDem telah meminta Ferry bertugas di Bappilu partai. Namun, permintaan itu tidak direspon oleh Ferry.
“Ketika Bapak Ferry dulu berhenti jadi menteri, kemudian Pak Surya ketua umum meminta bahwa Pak Ferry kembali ke partai untuk memimpin Bappilu,” kata Taufiqulhadi saat dikonfirmasi, Kamis (30/8/18).
“Tapi pak Ferry tidak menanggapinya dan pada saat itu beliau tidak pernah hadir lagi ke partai. Jadi dengan demikian praktis setelah berhenti jadi menteri Pak Ferry tidak pernah aktif lagi di NasDem,” sambungnya.
Lebih lanjut, Taufiqulhadi mengaku tidak tahu Ferry sudah menyampaikan sikapnya untuk berseberangan dengan koalisi Jokowi-Ma’ruf kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh. NasDem sendiri menjadi salah satu partai pendukung Jokowi-Ma’ruf.
NasDem juga belum memikirkan sanksi yang akan diberikan kepada Ferry. Sebab, menurutnya, partai NasDem tidak ada mekanisme sanksi. Dia mencontohkan, kader yang tidak sesuai dengan perintah partai biasanya akan mengundurkan diri.
“Sudah saya bilang kalau di partai itu tidak ada sanksi. Kalau misalnya saya sebagai anggota DPR, kalau tidak mengikuti sanksinya mengundurkan diri dari partai dari DPR. Tapi kalau kader enggak bisa disanksi. Bagaimana mau kita beri sanksi,” tandasnya.
Diketahui, Ferry Mursyidan Baldan, eks Menteri Agraria dan Tata Ruang di era Jokowi bergabung ke Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga. Hal ini dinilai wajar oleh Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding, mengatakan hal itu. Mungkin, menurut dia, Ferry kecewa dengan Jokowi karena direshuffle.
“Saya kira hal wajar, karena sebelumnya mungkin beliau kecewa, karena terjadi reshuffle pada saat itu,” ujar Karding saat diminta informasi.
Menurut Taufiqulhadi Setelah pencopotan posisi Menteri di tahun 2016. DPP NasDem telah meminta Ferry bertugas di Bappilu partai. Namun, permintaan itu tidak direspon oleh Ferry.
“Ketika Bapak Ferry dulu berhenti jadi menteri, kemudian Pak Surya ketua umum meminta bahwa Pak Ferry kembali ke partai untuk memimpin Bappilu,” kata Taufiqulhadi saat dikonfirmasi, Kamis (30/8/18).
“Tapi pak Ferry tidak menanggapinya dan pada saat itu beliau tidak pernah hadir lagi ke partai. Jadi dengan demikian praktis setelah berhenti jadi menteri Pak Ferry tidak pernah aktif lagi di NasDem,” sambungnya.
Lebih lanjut, Taufiqulhadi mengaku tidak tahu Ferry sudah menyampaikan sikapnya untuk berseberangan dengan koalisi Jokowi-Ma’ruf kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh. NasDem sendiri menjadi salah satu partai pendukung Jokowi-Ma’ruf.
NasDem juga belum memikirkan sanksi yang akan diberikan kepada Ferry. Sebab, menurutnya, partai NasDem tidak ada mekanisme sanksi. Dia mencontohkan, kader yang tidak sesuai dengan perintah partai biasanya akan mengundurkan diri.
“Sudah saya bilang kalau di partai itu tidak ada sanksi. Kalau misalnya saya sebagai anggota DPR, kalau tidak mengikuti sanksinya mengundurkan diri dari partai dari DPR. Tapi kalau kader enggak bisa disanksi. Bagaimana mau kita beri sanksi,” tandasnya.
Diketahui, Ferry Mursyidan Baldan, eks Menteri Agraria dan Tata Ruang di era Jokowi bergabung ke Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga. Hal ini dinilai wajar oleh Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding, mengatakan hal itu. Mungkin, menurut dia, Ferry kecewa dengan Jokowi karena direshuffle.
“Saya kira hal wajar, karena sebelumnya mungkin beliau kecewa, karena terjadi reshuffle pada saat itu,” ujar Karding saat diminta informasi.
Komentar
Posting Komentar